Mazmur 84:1--88:18
Konteks[84:1] 1 Full Life : BETAPA DISENANGI TEMPAT KEDIAMAN-MU.
Nas : Mazm 84:2-13
Mazmur ini menggambarkan orang percaya yang demikian terikat kepada Allah sehingga melebihi segala sesuatu mereka mendambakan untuk berada di rumah dan kehadiran Allah (bd. pasal Mazm 42:1-12). Keinginan mereka yang terbesar ialah mengalami dekatnya Allah, menyembah Dia bersama dengan orang percaya lainnya (ayat Mazm 84:11) dan menerima berkat-berkat-Nya
(lihat cat. --> Mazm 84:5).
[atau ref. Mazm 84:5]
[84:2] 2 Full Life : JIWAKU ... MERINDUKAN PELATARAN-PELATARAN TUHAN.
Nas : Mazm 84:3
Lihat cat. --> Mazm 42:3,7
lihat cat. --> Mazm 42:7
[atau ref. Mazm 42:3,7]
mengenai dahaga dan lapar akan dekatnya Allah.
[84:4] 3 Full Life : BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG DIAM DI RUMAH-MU.
Nas : Mazm 84:5
Orang yang pergi ke rumah Tuhan mencari kehadiran-Nya akan menerima berkat-Nya. Tercakup dalam berkat ini ialah dekatnya Allah, kekuatan rohani yang dibaharui (ayat Mazm 84:6-8), doa yang dijawab (ayat Mazm 84:9) serta perkenan dan kehormatan (ayat Mazm 84:12;
lihat cat. --> Luk 24:50).
[atau ref. Luk 24:50]
[84:11] 4 Full Life : IA TIDAK MENAHAN KEBAIKAN.
Nas : Mazm 84:12
Janji ini secara khusus ditujukan kepada orang percaya yang dengan sungguh-sungguh berusaha untuk hidup saleh dan benar. Yang dipandang baik oleh Allah berkaitan langsung dengan penggenapan maksud-Nya di dalam hidup kita. Tugas kita adalah hidup tulus dan mengandalkan Allah untuk menyediakan segala sesuatu yang baik -- jasmaniah dan rohani, bersifat sementara dan kekal (lih. Mazm 34:11; Mat 6:33; Rom 8:28; 1Kor 2:9; 1Tim 4:8).
[85:6] 5 Full Life : APAKAH ENGKAU TIDAK MAU MENGHIDUPKAN KAMI KEMBALI?
Nas : Mazm 85:7
Tidaklah salah jikalau umat Allah berdoa agar Ia menghidupkan mereka kembali, baik secara pribadi maupun kelompok. Keselamatan dan kehidupan rohani tergantung kepada Allah yang memberikan kepada kita kemurahan, pengampunan, kuasa, Roh pemberi hidup dan keinginan kuat untuk melaksanakan kehendak-Nya (lih. Yoh 3:16; 1Kor 15:10; Fili 2:13; 1Tim 1:15-16). Apabila kita berada di tingkat yang rendah secara rohani, tidak mengalami berkat-berkat rohani sebagaimana dimaksudkan Allah, maka hendaknya kita dengan jujur mengakui kemiskinan batiniah kita dan berdoa agar Allah menghidupkan kita kembali
(lihat cat. --> 2Taw 17:9;
lihat cat. --> 2Taw 29:5;
lihat cat. --> 2Taw 34:30).
[atau ref. 2Taw 17:9; 29:5; 34:30]
[86:1] 6 Full Life : SENGSARA DAN MISKIN AKU.
Nas : Mazm 86:1
Doa yang terbit dari kerendahan hati, penderitaan dan kebutuhan besar adalah doa yang akan didengar dan dijawab Allah. Ia secara khusus mempedulikan umat-Nya yang patah hati dan miskin (bd. Mazm 35:11; 74:21; Mat 6:25-34;
lihat cat. --> Luk 11:3).
[atau ref. Luk 11:3]
[86:11] 7 Full Life : TUNJUKKANLAH KEPADAKU JALAN-MU.
Nas : Mazm 86:11
Di tengah-tengah kesulitannya, pemazmur dengan rendah hati memohon Allah mengajarkan jalan-jalan dan kebenaran-Nya, supaya ia dapat takut akan Allah dengan segenap hati. Manakala kita mengalami pencobaan dan kesulitan, kita harus berseru kepada Allah memohon hikmat untuk berjalan pada jalan-Nya dan memohon hati yang sungguh-sungguh takut dan senang dengan kebenaran-Nya.
[88:1] 8 Full Life : SIANG HARI AKU BERSERU-SERU, PADA WAKTU MALAM AKU MENGHADAP ENGKAU
Nas : Mazm 88:2-19
(versi Inggris NIV -- Siang dan malam aku berseru-seru). Beberapa kalangan beranggapan bahwa ini merupakan mazmur yang tersedih. Penggubahnya telah banyak menderita (ayat Mazm 88:4), mungkin dia seorang penderita kusta (bd. ayat Mazm 88:9). Ia merasa ajalnya sudah dekat dan bahwa Allah telah menolaknya (ayat Mazm 88:8,15,17-19). Ia telah berseru siang dan malam kepada Allah, tetapi tampaknya tidak dijawab (ayat Mazm 88:2-3,14). Ia patah hati dan hampir tidak ada harapan lagi. Namun dengan iman ia tidak mau melepaskan Allah; ia mengaku bahwa Tuhan tetaplah Allah yang menyelamatkan dirinya (ayat Mazm 88:2).
- 1) Pengalaman pemazmur sangat mirip dengan pengalaman Ayub, walaupun di dalam kasus ini tidak diberi tahu alasan di balik penderitaannya dan diamnya Allah.
- 2) Mazmur ini menyatakan bahwa Allah kadang-kadang mengizinkan saat-saat kesusahan dan putus asa di dalam kehidupan orang percaya. Sungguh merupakan pengalaman yang suram bila tidak ada alasan yang jelas untuk persoalan-persoalan kita dan bila Allah terasa jauh sekali. Sepanjang penderitaan semacam itu ada unsur misteri yang baru tersingkap waktu kita bersama Allah di sorga. Sementara itu, baik iman kepada Allah sebagai Dia yang menyelamatkan kita maupun hubungan yang benar dengan Dia adalah penting untuk mengatasi penderitaan itu. Kita tidak boleh lupa bahwa pada akhirnya "baik maut maupun hidup ... baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang ... tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rom 8:38-39).